7.18.2016

Semester Enam Sudah Berlalu

Hell yeaaaaaaa. This semester was kind of a roller coaster ride. A constant struggle between knowing what to do and doing what you feel like you want to.


Awal semester masih semangat, beli planner biar hidupnya lebih terstruktur. Tapi semua berubah setelah negara api menyerang...


Dosen yang nggak enak, mata kuliah yang saya rasa cuma masuk kuping kanan terus mantul lagi keluar, tanggung jawab di sana sini, dan hal-hal menarik lain yang selalu siap membuat saya keluar dari rencana yang sudah saya siapkan sebelumnya.

Yang jelas, semester enam datang dengan studio dan mebel sebagai mata kuliah yang paling menguras otak. Selain itu saya juga mengambil kuliah pilihan yang wah, menarik. Ada Budaya Desain Interior, Desain Berkelanjutan (sustainable design), daan Keramik Pilihan.

Untuk studio perancangan kali ini, tugasnya adalah membuat office space. sebenarnya tidak sesulit dan serumit itu, tapi entah, mungkin semester ini saya sudah mencapai titik jenuh pada cara belajar yang seperti studio ini. Huhu. Awalnya sih masih semangat soalnya ada survey gitu ke kantor PT. KAI. Tapi kalau udah bagian gambar kerja dll, seperti biasa saya malah lebih memilih mengerjakan hal lain he he. Pun begitu, matkul ini akhirnya berlalu juga. Yah, meskipun hasilnya memang tidak memuaskan.

Lalu ada juga sebuah mata kuliah bernama Mebel III. Matkul ini saya gak suka dosennya. Bapaknya pernah ngomong sesuatu yang jahat ke saya dan teman saya. Hahaha saya malas cerita lagi, waktu itu saya udah cerita ke banyak orang. Begitu lah. Selain itu, di matkul ini kan kita disuruh bikin kursi rotan, hampir setiap minggu asistensi. Tapi setiap asistensi, bapaknya bisa aja ngerubah gambar yang udah kita buat jadi super beda dari gambar yang kita buat di minggu sebelumnya. Dia langsung gambar aja gitu di atas gambar yang udah kita bikin. Kalau kaya gitu caranya saya jadi merasa gak belajar apa-apa... Huft. Saya juga jadi males bikin kursi 1:1 soalnya saya gak ngerasa hasil akhirnya itu bikinan saya. Untungnya ada acara jalan-jalan ke pabrik rotan di Cirebon, jadi masih ada senangnya juga.

Dua matkul yang saya sebutkan tadi memang terdengar frustrating, tapi every cloud has a silver lining, katanya sih. Ada matkul Budaya Desain Interior dengan dosen yang pengetahuannya luas sekaliii, meskipun udah tua bapaknya tetap update dengan lagu-lagu terkini. Menarik dan banyak yang bisa ditanyakan, sayangnya jam kuliahnya sore jadi pengen cepet pulang hehe. Terus ada juga Desain Berkelanjutan dengan dosen yang gak kalah inspiratif. Beliau mengingatkan para calon desainer di kelasnya untuk tetap peduli pada alam karena manusia adalah bagian dari alam. Daan, semester ini saya kembali berurusan dengan keramik, seperti semester sebelumnya. Tapi bedanya, kali ini saya mulai dari membentuk tanah, bukan hanya mendekorasi tanah yang sudah dibakar.

Candle Holder dari tanah liat. Satu-satunya karya yang bisa saya banggakan semester ini. Maaf itu ada kaki.


Seperti biasa, setelah selesai nyeritain kegiatan kuliah saya, saya bakal nulis tentang kegiatan di luar kuliah. Dunia memang menyimpan banyak kejutan ya! Semester ini saya bertemu dengan banyak orang baru, berkenalan, dengerin cerita mereka, dan dapet banyak sudut pandang baru. Saya juga dapet tanggung jawab baru yang gak saya rencanain waktu pertama kuliah dulu. Hmm, biar gampang, saya ceritanya sesuai bulan terjadinya aja kali ya.

8EH
"107.9 FM, 8EH radio ITB your edutainment and music station!" merupakan kalimat pembuka yang wajib saya keluarin setiap mulai siaran. Yass, seperti yang sempat saya ceritain juga di postingan tentang Semester 5, saya mencoba memperbaiki kemampuan berkomunikasi dengan menjadi seorang announcer. Daan, kalau di semester sebelumnya saya menjabat sebagai Music Director, kali ini, berkat doa dan dukungan teman-teman yang lain, akhirnya saya memberanikan diri untuk menjadi... General Manager/Ketua Umum. Hehe. Kok mau aja ya, padahal kan banyak masalah terus nanti malah jadi pusing. Hehe gimana dong, abisnya, udah terlanjur sayang sama radio ini. (Ciegitu). Saya yakin banyak potensi yang bisa dikembangin sama radio ini. Saya percaya blabliblu blabliblu hahaha udah ah saya mulai terdengar seperti politisi yang banyak janji. Doakan saja semoga lancar ya sampai akhir kepengurusaan. Amin amin amin.

Organigram kepengurusan, dibuat oleh Mirzca my luv.

Berkat 8EH juga, semester ini saya bisa datang ke beberapa konser musik secara cuma-cuma. Makanya, gimana gak sayang coba. Saya udah dapet banyak dari 8EH, inginnya kan ngasih yang banyak juga buat 8EH. Mulai dari konser Sigmun yang skalanya gak terlalu besar, Music Gallery yang lineup-nya banyak dan menarik semua, sampai konser sebesar Tame Impala Live in JKT, bisa saya saksikan tanpa harus ngeluarin uang buat beli tiket. Senaaaang. Makanya, buat dedek-dedek nanti kalau masuk ITB daftar 8EH ya hehe malah promosi.

BBT
BBT, merupakan singkatan dari Bukan Bintang Tamu, temennya Bukan Bintang Biasa. *badumtsss*. Gak deng, BBT adalah singkatan dari Bisik-bisik Tetangga, sebuah... apa ya terminologi yang tepat. Awalnya sih mau bikin microgigs, tapi ternyata jadinya gak micro micro amat ahaha. Sempat saya ceritain sedikit juga di postingan sebelumnya, kalau BBT ini adalah acara kolaborasi anak-anak radio di ITB, UNPAD, dan UNPAR. Persiapannya cukup lama dan sedikit berdrama, tapi senang pas lihat hasilnya.

Crowd yang dateng emang kebanyakan penikmat musik, jadi meskipun band yang main belum terkenal, penontonnya tetap rame. Selalu senang bisa membuat orang lain senang! Memang ibuk ketua BBT ini lihai dalam memilih line up. Kekurangannya adalah tujuan kita untuk mengenalakn radio kampus kita masing-masing belum tercapai, mungkin karena ketutup branding dari sponsor juga kali ya heu. Rencananya sih BBT ini bakal diadain lagi, tepatnya satu kali setiap enam bulan. Semoga BBT selanjutnya bisa lebih kereen.

Foto bersama tetangga masa gitu, masa iya, masa siih? (Yawlo kenapa saya jadi ngeselin gini ya)


Mulyono
"Mulyono itu siapa sil?" tanya ayah saya setelah melihat stiker yang saya tempel di laptop. Hehe Mulyono bukan lah siapa-siapa, ia adalah apa-apa. #naon. Mulyono itu singkatan dari "Musik dan Lagu, You Know!". Yes, singkatan yang lucu ini dibuat oleh seorang asdos di ITB. Berikut cerita lengkapnya menurut kesaksian bapak Weldy:

"Jadi Mulyono itu awalnya anak2 mantan pengurus UKM Apres! pengen bikin acara di kampus. Nah dr situ kami sama dewan syuro namanya Om Fikri dari Vincent Vega/The Triangle/Them On Yet/Grapitapol sebagai skrg jd asisten dosen di ITB nemuin kita sama beberapa anak SBM sama FSRD buat bikin gig di kampus. Ternyata kita semua sepemikiran, kalau scene musik di ITB itu lg kurang bgt. Kita pengen ngidupin musik di ITB, lewat Mulyono ini. Mulyono itu nama yg dikasih sama si Om Fikri, Mulyono artinya Musik dan Lagu You Know. Biar lebih merakyat.

Konsep yg mau kita bawa sendiri itu gig di dalam kampus ITB dengan pengisi band mahasiswa ITB sm yg luar ITB. Ya tujuannya itu, biar bisa bantu ngehidupin scene musik di ITB. Pengisinya juga sejauh ini diajakin lewat jalur kawan2. Tiap acara, rundown dikocok di tempat kaya arisan. Biar semua band setara ga ada kesan "yg terkenal terakhir". Biar ngguyub juga. Alhamdulillah mulai dr Maret sampe Mei ini kejalanin lancar bgt. Tiap bulan ada. Emg kita pengen tiap bulan ada minimal sekali. Tp ya sayang bgt kmrn jilid 3 karena masalah birokrasi ga dapet ijin di kampus. Jd kepaksa dijalanin di luar.

Sampe sekarang sendiri, alhamdulillah responnya bagus bgt dan banyak band yg antri buat main di Mulyobo. Skrg pihak di balik Mulyono udah bukan anak2 Apres, SBM, sama FSRD aja. Skrg kita udah dibantuin sama anak2 dr 8eh radio ITB sama mahasiswa ITB. Itu tadi, biar scene musik di ITB makin hidup dengan kami mengajak semua mahasiswa ITB yang apresisasi thd musik tinggi. Semoga aja ke depannya makin banyak yg mau ikut meramaikan Mulyono dan Mulyono ada terus siapapun presiden Republik Indonesia."

Hehehe copas.

Jadi ceritanya, sekitar bulan Mei ada yang menghubungi saya lewat line, mau ngajak ngobrol soal Mulyono ini. Saya sendiri sempet dateng ke Mulyono Jilid 2 dan menikmati acaranya karena seruu. Ternyata, saya diajakin jadi panitianya karena mereka kekurangan orang. Saya bersedia aja karena saya lagi semangat-semangatnya nyari kecengan kenalan sama orang baru dan mengenal seluk beluk skena musik Bandung (halah, banyak gaya). Terus, saya juga suka banget sama salah satu tujuan dibikinnya acara ini, yaitu menghidupkan kembali permusikan di ITB. Kasian kan anak ITB kebanyakan pada belajar mulu, jadinya kurang piknik. Singkat cerita, saya bergabung dengan kepanitiaan yang sebenarnya tidak terlalu berstruktur ini. Saya bantu-bantu ngurusin media partner, wawancarain band yang tampil (bisa dibaca di jurnalmulyono.wordpress.com) kadang bantu-bantu ngepel juga. Sampai sekarang acaranya masih terus berjalan, semoga saja makin barokah setiap bulannya.

Foto bersama Mulyono (iya, sebenarnya dia adalah tv) seusai Mulyono Jilid 3.


To sum it up, banyak hikmah yang bisa saya ambil dari pengalaman yang saya lalui di semester ini.


  • - "Belajar bisa di mana saja" itu bener banget. Gak harus di kelas, gak harus dari dosen. Ilmu bisa kita dapet dari orang lain, dari lingkungan sekitar kita, dari fenomena alam, dari awal aku tak pernah percaya kata-katamu.

  • - Satu-satunya hal yang konstan dalam hidup ini adalah perubahan. Seperti Pokemon, setelah dapet candy yang cukup, manusia juga bakalan berkembang/evolve. Berubah itu gak salah, justru malah aneh kalau dari dulu kita gitu-gitu aja. Selama perubahannya positif, tentu saja.

  • - Ternyata kenalan sama orang-orang baru itu seru banget! Karena dengan kenalan sama orang baru, saya bisa dapet insight baru, tau banyak sudut pandang lain, dan hasilnya saya merasa lebih terbuka dalam melihat dunia. 


Oke deh. Nggak kerasa udah satu jam lebih saya nulis postingan ini, sudah waktunya saya pamit. (Lha kaya bahasa radio gini). Begitu lah kiranya sodara-sodara, pengalaman saya di semester enam ini. Makasih banyak, nuhun pisan ini mah, buat kalian yang masih tahan baca sampe akhir paragraf ini.

Akhir kata,
Ambil cucian di rumah desi
Cukup sekian dan terimakasi

1 comment

  1. Kenapa setiap pantun si desi selalu dibawa-bawa? Emang desi siapa??? Salah desi apa????!!!!

    ReplyDelete

© Silly Me
Maira Gall